Sunday, July 10, 2011

Farewell David Tweedie: Ksatria IFRS Dari Skotlandia Mengakhiri Masa Tugasnya




Oleh: Ersa Tri Wahyuni

Tulisan ini dimuat dalam majalah Akuntan Indonesia edisi Juli 2011

Sir David Tweedie, ketua International Accounting Standard Board (IASB) akan mengakhiri masa tugasnya selama 20 tahun di lembaga itu pada akhir Juni 2011. IASB telah menunjuk ketua baru, Hans Hoogervorst yang akan mulai bekerja tanggal 1 juli 2011.

IFRS Regional policy Forum yang dilaksanakan di Bali 23-24 Mei 2011 adalah perjalanan terakhir ke Asia oleh Sir David Tweedie. Dua anggota IASB lainnya Warren McGregor dan Tatsumi Yamada yang juga menghadiri IFRS Regional Policy Forum juga akan mengakhiri masa tugasanya di IASB akhir juni ini.

Sir David Tweedie mulai aktif dalam pengembangan standar akuntansi internasional sejak tahun 1990 sebagai ketua IASC (pendahulu IASB) dan ketua pertama yang bekerja secara full time untuk menyusunan standar akuntansi internasional. Ketika IASC berubah menjadi IASB pada tahun 2000, Sir David Tweedie kembali diangkat menjadi ketuanya dan terus menjabat sampai tahun 2011 ini. Hal ini berarti selama 20 tahun Sir David telah mendedikasikan dirinya untuk satu tujuan yakni menciptakan satu set standar akuntansi yang berlaku global.

Menamatkan Bachelor of Commerce dari Universitas Edinburg dan juga PhD dari Universitas yang sama pada tahun 1969, Sir David Tweedie juga merupakan Scottish Chartered Accountant. Pergulatan David Tweedie di dunia standard setters dan asosiasi profesi akuntan dimulai jauh sebelum itu. Sejak tahun 1978, David menjadi direktur teknis Institute of Chartered Accountants of Scotland. Pada tahun 1982 beliau menjadi partner teknikal dari Kantor Akuntan Thomson McLintock& Co yang kemudian melakukan merjer pada tahun 1987 menjadi KPMG Peat Marwick McLintock.

Pada tahun 1984, David Tweedie dianugerahkan gelar “Ksatria” oleh kerajaan Inggris atas dedikasinya terhadap dunia profesi akuntan dan berhak menyandang gelar “Sir” di depan namanya. Pendekar IFRS dari Skotlandia ini sangat humoris. Dalam setiap pidatonya di depan forum-forum penyusun standar, dengan logat skotlandia yang masih kental, beliau selalu menyelipkan humor-humor yang kerap mengundang tawa.

Ikatan Akuntan Indonesia tentunya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membuat perjalanan terakhir Ksatria Skotlandia ini menjadi perjalanan yang paling berkesan dalam karirnya. Pada gala dinner acara IFRS Regional policy Forum, ditemani dengan semilir angin pantai Kuta, IAI menganugerahkan patung ukir Garuda Wisnu Kencana kepada Sir David Tweedie. Patung Bali yang diukir sangat rumit dengan tingkat kesulitan tinggi ini diserahkan oleh Rosita Uli Sinaga, Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Dengan sumringah Sir David Tweedie menerima patung tersebut dan mengaku merasa terharu dengan perhatian yang diberikan oleh IAI.

Selain penyerahan cindera mata, gala dinner berlangsung meriah dengan para penari yang menyajikan tari-tarian Bali dan juga tarian nusantara lainnya. Gala dinner yang dijamu oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dilangsungkan di bibir pantai kuta yang malam itu cerah menampilkan bintang-bintangnya yang mempesona. Semilir debur ombak menambah kenikmatan makan malam dengan menu khas Indonesia. Para peserta IFRS Regional policy Forum yang berasal dari 21 negara memuji suasana kebudayaan Indonesia yang sangat berkesan malam itu.


Sekilas Mengenai Ketua IASB yang Baru

Ketua IASB yang akan bertugas dari 1 Juli 2011 berasal dari negeri kincir angin, Belanda. Hans Hoogervorst sebelumnya menjabat sebagai ketua Netherland Authority for the Financial Markets dan juga ketua dari IOSCO Technical Committee.

Sejak tahun 1998-2007 beliau beberapa kali menjabat sebagai pejabat publik dalam pemerintahan negeri Belanda seperti Menteri Keuangan, Menteri Kesehatan, Kesejahteraan dan Olah Raga, dan Menteri Sosial. Hoogervorst juga berpengalaman di dunia bisnis terutama perbankan dimana ia bekerja selama tiga tahun di National Bank of Washington di Amerika Serikat.

Hoogervorst memiliki dua gelar master yakni Master Degree in Modern History dari University of Amsterdam dan juga Master of Art jurusan hubungan internasional dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat.

No comments: